Kali ini ane bagikan foto-foto dalam Galeri Memperingati 100 Tahun Petualangan Kapten Scott (Inggris) dalam Pencarian Kutub Selatan (Antartika) yang berujung pada Kematian Kapten Scott dan Empat Anak Buahnya. Mari Gan baca dulu sepenggal kisahnya kemudian nikmati fotonya.
”sepenggalCerita”:
South Pole atau kutub Selatan. Tak begitu banyak ekspedisi ke sana,
South Pole berada di benua Antartika yang notabene adalah daratan dan
perjalanan bisa dilakukan dengan menggunakan kaki.
Upaya pertama menyentuh titik ini dilakukan oleh penjelajah Inggris, Robert Falcon Scott, Ernest Shackleton and Edward Wilson pada The Discovery Expedition 1901– 1904. Dengan tujuan ekspedisi bergerak ke selatan sejauh mungkin, mereka berhasil mencapai titik 82°16′ S pada 31 December 1902.
Shackleton kembali ke Antartika sebagai pimpinan dari The British Antarctic Expedition (Nimrod Expedition) yang kali ini bertujuan mencapai titik kutubnya. Pada 9 Januari 1909, bersama tiga temannya, ia berhasil mencapai titik 88°23′ S, sekitar 112 mil darat dari kutub selatan sebelum akhirnya terpaksa pulang.
Geographic South Pole atau Terrestrial South Pole baru dapat disentuh manusia pada 1911. Adalah orang-orang Norwegia yang terdiri dari Roald Amundsen, Helmer Hanssen, Sverre Hassel, Bjaaland dan Oscar Wisting yang berhasil mencapainya untuk pertama kali pada 14 Desember 1911. Amundsen menamakan kamp mereka Polheim dan keseluruhan plateau disekitar kutub dengan nama King Haakon VII Vidde untuk menghormati raja Norwegia.
Robert Falcon Scott juga kembali ke Antartika untuk ekspedisi keduanya dengan the Terra Nova Expedition akhirnya berhasil mencapai kutub selatan pada 17 januari 1912. Namun mereka kecewa karena mereka bukan menjadi Tim yang pertama mencapai antartika karena keduluan Tim dari Norwegia. Dan dalam perjalanan pulang, Scott dan keempat kawannya gugur akibat kelaparan dan cuaca yang ekstrim.
Upaya pertama menyentuh titik ini dilakukan oleh penjelajah Inggris, Robert Falcon Scott, Ernest Shackleton and Edward Wilson pada The Discovery Expedition 1901– 1904. Dengan tujuan ekspedisi bergerak ke selatan sejauh mungkin, mereka berhasil mencapai titik 82°16′ S pada 31 December 1902.
Shackleton kembali ke Antartika sebagai pimpinan dari The British Antarctic Expedition (Nimrod Expedition) yang kali ini bertujuan mencapai titik kutubnya. Pada 9 Januari 1909, bersama tiga temannya, ia berhasil mencapai titik 88°23′ S, sekitar 112 mil darat dari kutub selatan sebelum akhirnya terpaksa pulang.
Geographic South Pole atau Terrestrial South Pole baru dapat disentuh manusia pada 1911. Adalah orang-orang Norwegia yang terdiri dari Roald Amundsen, Helmer Hanssen, Sverre Hassel, Bjaaland dan Oscar Wisting yang berhasil mencapainya untuk pertama kali pada 14 Desember 1911. Amundsen menamakan kamp mereka Polheim dan keseluruhan plateau disekitar kutub dengan nama King Haakon VII Vidde untuk menghormati raja Norwegia.
Robert Falcon Scott juga kembali ke Antartika untuk ekspedisi keduanya dengan the Terra Nova Expedition akhirnya berhasil mencapai kutub selatan pada 17 januari 1912. Namun mereka kecewa karena mereka bukan menjadi Tim yang pertama mencapai antartika karena keduluan Tim dari Norwegia. Dan dalam perjalanan pulang, Scott dan keempat kawannya gugur akibat kelaparan dan cuaca yang ekstrim.
01:
Ekspedisi Kapten Scott di Antartika
Pada 17 Januari 1912, Kapten Robert Falcon Scott dan empat orang lainnya berhasil mencapai Kutub Selatan. Mereka berharap mengukir sejarah dan menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Selatan. Namun ternyata mereka didahului oleh tim ekspedisi Norwegia yang dipimpin Roald Amundsen. Foto-foto berikut ini mengabadikan kisah perjalanan Kapten Scott saat itu.
Foto by Time Life Pictures/Mansell/Time Life Pictures/Getty Images
Pada 17 Januari 1912, Kapten Robert Falcon Scott dan empat orang lainnya berhasil mencapai Kutub Selatan. Mereka berharap mengukir sejarah dan menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Selatan. Namun ternyata mereka didahului oleh tim ekspedisi Norwegia yang dipimpin Roald Amundsen. Foto-foto berikut ini mengabadikan kisah perjalanan Kapten Scott saat itu.
Foto by Time Life Pictures/Mansell/Time Life Pictures/Getty Images
02:
Terra Nova
Ekspedisi Kapten Scott menumpang kapal Terra Nova. Mereka berlayar dari Cardiff pada 15 Juni 1910, melalui jalur Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru, hingga ke pinggiran Antartika, sebelum akhirnya tiba di Pulau Ross pada 4 Januari 1911. Foto ini memperlihatkan kapal Terra Nova yang berada di dekat Pulau Ross pada 7 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Ekspedisi Kapten Scott menumpang kapal Terra Nova. Mereka berlayar dari Cardiff pada 15 Juni 1910, melalui jalur Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru, hingga ke pinggiran Antartika, sebelum akhirnya tiba di Pulau Ross pada 4 Januari 1911. Foto ini memperlihatkan kapal Terra Nova yang berada di dekat Pulau Ross pada 7 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
03:
Terra Nova Tertambat
Kapal Terra Nova, tertambat di lapisan es di Pulau Ross pada 16 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Kapal Terra Nova, tertambat di lapisan es di Pulau Ross pada 16 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
04:
Juru Masak
Markas Kapten Scott disebut Camp Evans. Mereka membangun pondokan dan tenda selama Januari 1911. Di sana, para kru ekspedisi - total 65 pria- menetap sementara dan bekerja. Ini adalah Thomas Clissold, tukang masak yang tengah membuat kue pai.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Markas Kapten Scott disebut Camp Evans. Mereka membangun pondokan dan tenda selama Januari 1911. Di sana, para kru ekspedisi - total 65 pria- menetap sementara dan bekerja. Ini adalah Thomas Clissold, tukang masak yang tengah membuat kue pai.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
05:
Menikmati Musik
Cecil Meares, seorang pawang anjing, terlihat tengah menghibur diri dengan pianola di salah satu pondokan di Camp Evans.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Cecil Meares, seorang pawang anjing, terlihat tengah menghibur diri dengan pianola di salah satu pondokan di Camp Evans.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
06:
Mencipta Sketsa Antartika
Kapten Scott dan timnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi Antartika dan menggambar wilayah yang mereka lalui dalam sketsa. Di foto ini, Dr Edward Adrian Wilson, Kepala Peneliti di misi ini, tengah menggambar sketsa. Wilson adalah orang kepercayaan Kapten Scott dan merupakan periset di bidang zoology yang terpandang, sekaligus ilustrator yang sangat berbakat.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Kapten Scott dan timnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi Antartika dan menggambar wilayah yang mereka lalui dalam sketsa. Di foto ini, Dr Edward Adrian Wilson, Kepala Peneliti di misi ini, tengah menggambar sketsa. Wilson adalah orang kepercayaan Kapten Scott dan merupakan periset di bidang zoology yang terpandang, sekaligus ilustrator yang sangat berbakat.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
07:
Makanan Kecil
Seorang anggota tim ekspedisi tengah mengudap kacang kalengan Heinz.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Seorang anggota tim ekspedisi tengah mengudap kacang kalengan Heinz.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
08:
Musik untuk Anjing
Ekspedisi banyak menyertakan binatang untuk mempermudah misi. Di sini, Chris, anjing penarik kereta salju, terlihat menyimak musik dari sebuah gramofon yang tengah dimainkan.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Ekspedisi banyak menyertakan binatang untuk mempermudah misi. Di sini, Chris, anjing penarik kereta salju, terlihat menyimak musik dari sebuah gramofon yang tengah dimainkan.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
09:
Kesunyian yang Dingin
Seekor pinguin tengah menapaki bongkahan es di daerah Ross Dependency di Antartika.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Seekor pinguin tengah menapaki bongkahan es di daerah Ross Dependency di Antartika.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
10:
Gua Es
Geolog Thomas Taylor dan meteorolog Charles Wright, dua anggota tim ekspedisi, diabadikan saat berdiri di gerbang gua es pada 5 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Geolog Thomas Taylor dan meteorolog Charles Wright, dua anggota tim ekspedisi, diabadikan saat berdiri di gerbang gua es pada 5 Januari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
11:
Saatnya Minum Teh
Tiga orang anggota ekspedisi duduk di sekeliling kompor di dekat tenda di Pulau Ross pada 7 Februari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Tiga orang anggota ekspedisi duduk di sekeliling kompor di dekat tenda di Pulau Ross pada 7 Februari 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
12:
Berjalan-jalan di Atas Salju
Thomas Clissold tengah menuntun seekor penguin Emperor dengan sebuah tali.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Thomas Clissold tengah menuntun seekor penguin Emperor dengan sebuah tali.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
13:
Pangkas Rambut Ekspress
Anton Omelchenko memangkas rambut Patrick Keohane di Camp Evans, di Pulau Ros.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Anton Omelchenko memangkas rambut Patrick Keohane di Camp Evans, di Pulau Ros.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
for 14:
Pesta Ulang Tahun
Kapten Scott (di ujung meja) merayakan ulang tahunnya ke-43 di Camp pada 6 Juni 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Kapten Scott (di ujung meja) merayakan ulang tahunnya ke-43 di Camp pada 6 Juni 1911.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
15:
Letnan Henry Robertson Bowers
Sebuah potret salah seorang bawahan Kapten Scott, Henry Bowers. Foto ini, dan kebanyakan foto lainnya, diambil oleh fotografer Herbert Ponting.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Sebuah potret salah seorang bawahan Kapten Scott, Henry Bowers. Foto ini, dan kebanyakan foto lainnya, diambil oleh fotografer Herbert Ponting.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
16:
Matterhorn Berg
Seseorang tengah berdiri di atas puncak Matterhorn Berg di Pulau Ross pada 8 Oktober 1911. Di latar belakangnya, terlihat gunung berapi aktif Mount Erebus.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Seseorang tengah berdiri di atas puncak Matterhorn Berg di Pulau Ross pada 8 Oktober 1911. Di latar belakangnya, terlihat gunung berapi aktif Mount Erebus.
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
17:
Perjalanan Terakhir
Tim pendahulu, tengah meninggalkan Camp Evans pada 24 Oktober1911. Tim lainnya, termasuk Scott, menyusul pada 1 November. Gletser Kutub Selatan akhirnya berhasil dicapai pada 20 Desember. Di awal Januari 1912, Scott mengawali babak terakhir perjalanannya. Ia memilih Henry Bowers, Lawrence Oates, Edward Wilson dan Edgar Evans, sebagai anggota-anggota tim yang menemaninya.
Foto by Hulton Archive/Getty Images
Tim pendahulu, tengah meninggalkan Camp Evans pada 24 Oktober1911. Tim lainnya, termasuk Scott, menyusul pada 1 November. Gletser Kutub Selatan akhirnya berhasil dicapai pada 20 Desember. Di awal Januari 1912, Scott mengawali babak terakhir perjalanannya. Ia memilih Henry Bowers, Lawrence Oates, Edward Wilson dan Edgar Evans, sebagai anggota-anggota tim yang menemaninya.
Foto by Hulton Archive/Getty Images
18:
Kutub Selatan
Scott dan timnya akhirnya tiba di Kutub Selatan pada 17Januari 1912. Mereka sangat kecewa setelah menyadari bahwa mereka telah didahului oleh tim dari Norwegia. Dalam diarinya, Kapten Scott menulis: “Kutub.Ya, tapi kami tiba dalam kondisi yang sangat jauh dari harapan... Tuhan MahaBesar! Ini adalah tempat yang mengerikan dan cukup buruk bagi kami, yang telah bekerja begitu keras, tanpa mendapat hasil yang pertama.”
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
Scott dan timnya akhirnya tiba di Kutub Selatan pada 17Januari 1912. Mereka sangat kecewa setelah menyadari bahwa mereka telah didahului oleh tim dari Norwegia. Dalam diarinya, Kapten Scott menulis: “Kutub.Ya, tapi kami tiba dalam kondisi yang sangat jauh dari harapan... Tuhan MahaBesar! Ini adalah tempat yang mengerikan dan cukup buruk bagi kami, yang telah bekerja begitu keras, tanpa mendapat hasil yang pertama.”
Foto by Herbert Ponting/Scott Polar Research Institute, University of Cambridge/Getty Images
19:
Pesan Terakhir
Halaman terakhir di jurnal harian Kapten Scott, yang ditulis pada 29 Maret 1912 - diperkirakan merupakan tanggal kematiannya. Diari itu ditemukan bersama jasad Kapten Scott, Wilson, dan Bowers delapan bulan kemudian, oleh tim pencarian. Evans meninggal pada 17 Februari setelah jatuh di dekat sebuah gletser. Adapun Oates keluar dari tenda pada 17 Maret, dan sempat berpesan: “Saya hanya keluar dan mungkin hanya sebentar”. Namun, setelah itu ia tak pernah kembali. Dalam diari Scott tertulis pula: “Kami semestinya tetap bersama hingga akhir, namun kami semakin melemah, tentu, maut tidak akan lama lagi. Ini sangat disayangkan, dan Saya fikir Saya tidak bisa menulis lebih banyak lagi. R.Scott. Demi Tuhan yang menjaga orang-orang kami.”
Foto by Hulton Archive/Getty Images
Halaman terakhir di jurnal harian Kapten Scott, yang ditulis pada 29 Maret 1912 - diperkirakan merupakan tanggal kematiannya. Diari itu ditemukan bersama jasad Kapten Scott, Wilson, dan Bowers delapan bulan kemudian, oleh tim pencarian. Evans meninggal pada 17 Februari setelah jatuh di dekat sebuah gletser. Adapun Oates keluar dari tenda pada 17 Maret, dan sempat berpesan: “Saya hanya keluar dan mungkin hanya sebentar”. Namun, setelah itu ia tak pernah kembali. Dalam diari Scott tertulis pula: “Kami semestinya tetap bersama hingga akhir, namun kami semakin melemah, tentu, maut tidak akan lama lagi. Ini sangat disayangkan, dan Saya fikir Saya tidak bisa menulis lebih banyak lagi. R.Scott. Demi Tuhan yang menjaga orang-orang kami.”
Foto by Hulton Archive/Getty Images
20:
Penghormatan
Sebuah kartu pos dengan bingkai warna hitam untuk memperingati Kapten Scott dan timnya, dikeluarkan pada Desember 1912.
Foto by Hulton Archive/Getty Images
Sebuah kartu pos dengan bingkai warna hitam untuk memperingati Kapten Scott dan timnya, dikeluarkan pada Desember 1912.
Foto by Hulton Archive/Getty Images
21:
Robert Falcon Scott, 1868-1912
Potret resmi Kapten Scott, berseragam Angkatan Laut Inggris.
Foto by Time Life Pictures/Mansell/Time Life Pictures/Getty Images
Potret resmi Kapten Scott, berseragam Angkatan Laut Inggris.
Foto by Time Life Pictures/Mansell/Time Life Pictures/Getty Images
Stasiun televisi Selandia Baru melaporkan, beberapa pencinta lingkungan menemukan dua kota mentega Selandia Baru di dalam tas yang diikatkan ke gubuk ekspedisi di Cape Evans di Antartika.
Udara yang sangat dingin di wilayah kutub “melestarikan” gubuk itu dan peralatan ekspedisi yang berada di dalamnya. Namun, beberapa tanda kerusakan baru-baru ini membuat Antarctic Heritage Trust melancarkan proyek pelestarian. Lizzie Meek dari Trust mengatakan, mentega tersebut adalah “temuan harta karun”.
“Sungguh mengagumkan betapa kuat aromanya setelah hampir 100 tahun,” kata Meek di gubuk tersebut. “Saya tidak yakin saya mau menggunakannya di roti panggang saya.”
Scott menggunakan gubuk di Cape Evans sebagai pangkalan ekspedisinya ke Kutub Selatan. Ia dan empat penjelajah lain mencapai wilayah tersebut pada 17 Januari 1912. Namun, mereka mendapati bahwa Roald Amundsen dari Norwegia telah mengalahkan mereka dan tiba lebih dulu di Kutub Selatan dengan selisih waktu lima pekan.
Scott dan empat temannya itu tewas dalam perjalanan pulang ke Cape Evans. Temuan paling akhir itu terjadi menyusul berita bulan lalu mengenai penemuan dua peti wiski scotch di satu gubuk yang digunakan oleh penjelajah Inggris, Ernest Schackleton, selama ekspedisi 1907-1909 ke Antartika.
Siapa yang Pertama Menginjak Kutub Selatan?
Rasa petualangan mendorong penjelajah pergi ke tujuan terjauh Bumi di kutub selatan, pada abad 19 dan 20, namun siapa yang pertema sampai? Norwegia dan Inggris berkompetisi siapa yang pertama mengibarkan bendera disana. Meski Norwegia memenangkan hadiah, kedua negara itu sama-sama bersusah payah menuju ke ‘hambatan hukuman lingkungan’ itu.
Kurator Museum of Natural History Amerika di New York dan penulis ‘Race To End: Amundsen, Scott, and Attainment of the South Pole’ Ross MacPhee mengatakan, orang pertama sampai Kutub Selatan adalah penjelajah Norwegia Roald Amundsen.
Amundsen butuh 99 hari ke Kutub Selatan bersaing dengan perwira AL Inggris Robert Scott. Amundsen, musafir kutub veteran, memimpin tim terdiri dari 18 orang di seluruh benua beku itu akhirnya mencapai kutub pada 14 Desember 1912, kata MacPhee.
Scott dan krunya memang berhasil mencapai Kutub Selatan. Namun empat minggu kemudian pada 17 Januari 1913, mereka tak berhasil kembali hidup-hidup.
“Ketika Amundsen berusia 15, satu-satunya hal yang ia ingin adalah menjadi penjelajah kutub,” kata MacPhee.
“Ia melatih dirinya agara bisa sekeras paku. Ia merupakan ahli logistik, karenanya secara fundamental ia berhasil. Ketika mereka berdua di Ross Ice Shelf (di pantai Antartika, di mana ekspedisi dimulai), tak diragukan ia yang pertama”.
Amundsen memenangkan lomba karena timnya menggunakan kereta luncur anjing untuk perjalanan, mengenakan pakaian bulu dan mulai berlari lebih dulu, kata MacPhee. Sebaliknya, Scott da anak buahnya naik kuda poni, mengenakan wol dan memulai ekspedisinya terlambat.
“Scott tak cukup sadar akan kondisi yang akan ia hadapi,” kata MacPhee. “Anda harus melakukan semuanya secepat mungkin pada puncak musim panas Antartika. Jika tidak, Anda mati”.
Dan mereka memang mati. Sementara Amundsen kembali dengan gelar pahlawan, Scott dan tim meninggal dalam perjalanan kembali dari kutub, membeku dalam kantong tidur, kata MacPhee.
Comments
Post a Comment