1. Buaya
Seperti telah
kita ketahui bersama baha buaya merupakan salah satu hewan purba yang
tersisa si bumi ini. Buaya merupakan hewan Karnivora yang dapat hidup di
air dan daratan. Indonesia memiliki 7 spesies buaya dari total seluruh
spesies buaya yang ada di Dunia.
Spesies buaya yang terdapat di Indonesia antara lain :
# Buaya muara (Crocodylus porosus) :
Buaya
muara merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di
antara jenis-jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki
habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas dibandingkan spesies
buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala
(India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia
menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain Australia.
# Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)
Buaya
irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua Nugini).
Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya muara
hanya berukuran lebih kecil dan berwarna lebih hitam.
# Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)
Buaya
mindoro semula termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya irian
(Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap sebagai jenis
tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi
bagian timur dan tenggara.
# Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)
Buaya
kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara. Lantaran
itu buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.
# Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)
Buaya
Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia
dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja.
Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.
# Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)
Buaya
sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan buaya
irian. Namun oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya
tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk menjadi spesies
tersendiri.
# Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)
Buaya
senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Yang membedakan
buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang
relatif sempit.
2. Komodo
Komodo,
atau yang biasa disebut gengan biawak komodo (Varanus komodoensis),
merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 2-3
meter dan berat mencapai 70-140 kg. Ukurannya yang besar ini berhubungan
dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh
hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak
adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju
metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini
menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya
hidup.
Komodo merupakan dinasaurus purba yang
hanya hidup (endemik) di Indonesia saja, tepatnya di Taman Nasional
Pulau Komodo. Walaupun begitu komodo juga dapat ditemukan di dua pulau
lain disekitar pulau komodo yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.
Rahasia
Kadal Komodo hingga dapat bertahan selama 40 juta tahun ialah karena ia
memiliki sistem pertahanan hidup alami yang terdapat pada kuku serta
air liurnya. Air liur komodo s angat mematikan karena mengandung 66
jenis bakteri mematikan. Rhasia lain mengapa komodo dapat bertahan
selama ini ualah karean cara bereproduksi komodo sangat istemewa. Komodo
dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis).
3. Coelacanth (Raja Ikan Laut Purba)
Ikan
raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada
360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth
kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia
Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan
berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan
hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth
adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai
nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat
termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di
lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meski terkadang ikan
purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.
Pada
tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan
Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum
dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan hingga seorang
peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa
temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan
raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis (
Coelacanth Sulawesi).
Antara ikan raja laut
spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria
menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor
ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik
yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter
dengan berat mencapai 80-100 kg. Perbedaannya terdapat pada warna kulit
Latimeria menadoensis yang berwarna coklat sedangkan Latimeria
chalumnae berwarna biru baja.
4. Arwana
Menurut
kelompok kuno Osteoglossids, ikan ini sudah ada pada periode Jurassic.
Saat ini, mereka bisa ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian
Afrika, Asia dan Australia.
Kadang-kadang
disimpan sebagai hewan peliharaan eksotis, arowana adalah predator rakus
yang memakan binatang kecil yang dapat mereka tangkap, termasuk burung
dan kelelawar yang mereka tangkap dalam penerbangan pertengahan (mereka
bisa melompat hingga 2 meter (6 6 ) ke udara) .
Di Cina, arowana terkenal sebagai Ikan Naga karena penampilan mereka, dan mereka dianggap Pembawa keberuntungan/Nasib Baik.
source: http://yangcocok.blogspot.com/2010/11/hebat-hewan-hewan-purba-masih-hidup-di.html
source: http://yangcocok.blogspot.com/2010/11/hebat-hewan-hewan-purba-masih-hidup-di.html
Comments
Post a Comment